Sunday, April 12, 2020

PROPOSAL - PENGARUH TENAGA KERJA DAN MODAL KOPERASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA (PENDEKATAN REGRESI)


DOWNLOAD FILE

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang  

Pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih baik dalam periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan terus meningkat pada setiap periode menunjukkan bahwa terdapat perbaikan dalam perekonomian masyarakat. Setiap negara memiliki kebijakan masing-masing dalam mencapai pertumbuhan ekonominya. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh negara berkembang bertujuan memeratakan pembangunan ekonomi dan hasilnya kepada seluruh masyarakat, meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesempatan kerja, pemerataan pendapatan, mengurangi perbedaan kemampuan antar daerah, struktur perekonomian yang seimbang (Hapsari, dkk., 2014).


Tabel 1.1

PDRB Per-Provinsi menurut  harga konstan 2014-2015

            Sumber : Badan Pusat Statistik

            Salah satu ukuran pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari pendapatan nasionalnya. Ukuran pendapatan nasional yang sering digunakan adalah Produk Domestik Bruto. Produk Domestik Bruto (PDB) diartikan sebagai total nilai atau harga pasar (market prices) dari seluruh barang dan jasa akhir (final goods and services) yang dihasilkan oleh suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu (biasanya 1 tahun). Sehingga PDB merupakan indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara. Apabila nilai PDB suati negara menunjukkan adanya peningkatan, maka dapat dikatakan perekonomian negara tersebut menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya (Hapsari, dkk., 2014). Dalam tingkat provinsi, indikator penting yang digunakan untuk mengetahui kondisi perekonomian adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pengertian PDRB berdasarkan jenis pendekatannya dibagi menjadi tiga yaitu menurut pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran.

            Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum yang melandaskan kegiatannya pada prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan (UU No. 25 tahun 1992). Pada tahun 2014, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah mencatat bahwa jumlah koperasi di Provinsi Jawa Timur merupakan yang terbanyak dibandingkan dengan daerah lainnya (Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur, 2014).

            Dalam penelitian ini, kami melakukan pembatasan penelitian, yakni: terfokus kepada koperasi dan variabel pertumbuhan ekonomi yang terdiri dari modal dan jumlah tenaga kerja koperasi. Acuan yang digunakan untuk melihat pertumbuhan ekonomi adalah dengan melihat PDRB dari tahun 2014-2015. Ruang lingkup penelitian yaitu 34 Provinsi. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mengambil judul Pengaruh Modal dan Tenaga Kerja Koperasi  pada Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2014-2015.

 

1.2 `Rumusan masalah

1.      Bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja koperasi dan modal koperasi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia?

 

1.3 Tujuan penelitian

1.      Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh jumlah tenaga kerja koperasi dan modal koperasi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

 


 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Koperasi

             Sukidjo (2008) menyatakan bahwa koperasi Indonesia merupakan agen pembangunan untuk pengentasan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan berperan untuk menyebarluaskan jiwa dan semangat koperasi untuk dapat dikembangkan pada perusahaan swasta dan negara. Koperasi sebagai suatu organisasi memiliki tujuan baik secara nasional maupun individual, yang akan dicapai melalui kegiatannya. Secara nasional, tujuan koperasi yaitu: memajukan kesejahteraan anggota khususnya, dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 (UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 3). Tujuan tersebut pada hakikatnya merupakan tujuan yang idealis. Untuk menuju ke pencapaian tujuan tersebut maka memunculkan tujuan operasional yang disesuaikan dengan kondisi koperasi masing-masing secara individual. Adapun tujuan operasional yang ingin dicapai oleh koperasi pada umumnya menyangkut tujuan ekonomi, yaitu meningkatnya tingkat kesejahteraan anggota maupun masyarakat secara umum. Tujuan itu dapat dicapai dengan suatu kegiatan usaha (operasional perusahaan), sehingga ketercapaian tujuan ekonomi ini sangat ditentukan oleh keberhasilan koperasi dalam mengelola perusahaannya. Dengan kata lain, tingkat ketercapaian tujuan ekonomi ini akan dapat merepresentasikan tingkat keberhasilan koperasi tersebut.

Keberhasilan organisasi bersifat relatif. Namun keberhasilan usaha suatu organisasi ekonomi (termasuk koperasi) selalu mengimplikasikan pendapatan yang harus lebih besar daripada pengeluarannya. Indikator yang umum digunakan untuk mengukur kinerja koperasi adalah sisa hasil usaha (SHU). Seperti halnya profit perusahaan, SHU sangat dipengaruhi oleh sisi permintaan (harga dan volume penjualan efektif) dan penawaran (biaya produksi). Jadi, SHU mencerminkan tingkat efisiensi yang berbanding lurus dengan tingkat produktivitas di koperasi.

Lima indikator untuk menilai keberhasilan koperasi, yaitu: (1) besarnya volume atau omset usaha, (2) jumlah SHU yang dicapai, (3) jumlah modal, (4) jumlah pelanggan (anggota dan bukan anggota) yang dilayani, dan (5) diversifikasi usahanya.  Maka, berdasarkan teori dan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk mengukur keberhasilan koperasi pada dasarnya dapat menggunakan indikator yang menyangkut permodalan, keanggotaan, dan operasional usaha (Kasmawati, 2003).

 

2.1.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian di seluruh daerah dalam tahun tertentu atau periode tertentu (Yuwono, 2019). Menurut pendekatan produksi, PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun).

Menurut pendekatan pendapatan, PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan. Semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDRB mencakup juga penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak tak langsung dikurangi subsidi).

Menurut pendekatan pengeluaran, PDRB adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari :

1.      Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba,

2.      Pengeluaran konsumsi pemerintah,

3.      Pembentukan modal tetap domestik bruto,

4.      Perubahan inventori, dan

5.      Ekspor neto.

Secara konsep, ketiga pendekatan tersebut akan menghilangkan angka yang sama. Sehingga jumlah pengeluaran akan sama dengan jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dan harus sama pula dengan jumlah pendapatan untuk faktor-faktor produksi, PDRB yang dihasilkan dengan cara ini disebut sebagai PDRB atas dasar harga pasar, karena di dalamnya sudah dicakup pajak tak langsung neto (Badan Pusat Statistik, 2017).

 

2.1.3 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan gross domestic product (GDP)/ gross national product (GNP) tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah pertumbuhan struktur ekonomi terjadi atau tidak. Pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan kenaikan output per kapita, yaitu sisi output totalnya (gross domestic product/GDP) dan jumlah penduduknya. Output per kapita ialah output total dibagi dengan jumlah penduduk.

·      Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik

Menurut teori klasik, pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh adanya perpacuan antara pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan output (Suryana, 2000 : 53). Salah satu tokoh teori pertumbuhan ekonomi klasik adalah Adam Smith yang mengemukakan tentang proses pertumbuhan ekonomi, yaitu antara lain :

a)    Pertumbuhan Output Total.

Unsur pokok dari sistem produksi suatu negara menurut Adam Smith ada tiga, yaitu :

 1. Sumber daya alam yang tersedia

Menurut Adam Smith, sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah yang paling mendasar dari kegiatan suatu masyarakat. Jumlah sumber daya alam yang tersedia merupakan batas maksimum bagi pertumbuhan suatu negara. Tetapi pertumbuhan output tersebut akan berhenti jika semua sumber daya alam tersebut telah digunakan secara penuh.

 

2. Sumber daya manusia (jumlah penduduk)

Sumber daya manusia mempunyai peranan yang cenderung mengikuti proses pertumbuhan output. Maksudnya, jumlah penduduk akan menyesuaikan diri dengan kebutuhan akan tenaga kerja dari suatu masyarakat.

 

3. Stok barang modal

Stok modal merupakan unsur produktif yang secara aktif menentukan pertumbuhan output. Peranannya sangat sentral dalam proses pertumbuhan output. Jumlah dan tingkat pertumbuhan output tergantung pada laju pertumbuhan stok modal (sampai batas maksimal dari sumber daya alam).

    b. Pertumbuhan Penduduk

Menurut Adam Smith, jumlah penduduk akan meningkat jika tingkat upah yang berlaku lebih tinggi dari tingkat upah subsisten yaitu tingkat upah yang pas-pasan untuk hidup. Jika tingkat upah di atas tingkat subsisten, maka orang-orang akan menikah pada usia muda, tingkat kematian menurun, dan jumlah kelahiran akan meningkat. Sebaliknya jika tingkat upah yang berlaku lebih rendah dari tingkat subsisten maka jumlah penduduk akan menurun.

 

2.2 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian-penelitian sebelumnya terdapat berbagai temuan baru dalam penelitian tersebut, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan di Rwanda, negara bagian di Afrika Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk memngetahui efektifitas koperasi pertanian dalam mengatasi kemiskinan para anggotanya. Dalam penelitian tersebut menggunakan metode Propensity Score Matching (PSM) untuk mengetahui inklusifitas dan efektivitas koperasi, sehingga dapat ditemukan bahwa setiap anggota yang bergabung dalam koperasi pertanian secara umum dapat meningkatkan pendapatan dan mengurangi kemiskinan dan efek ini tersebar dalam pertanian yang lebih besar (Verhofstadt & Maertens, 2014). Sementara di Indonesia khususnya di Pulau Jawa juga telah dilakukan penelitian dalam pengembangan koperasi dengan tujuan untuk mengetahui keunggulan komparatif yang dimilikinya. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan metode panel data ekonometrika dan metode indeks kinerja ekonomi daerah (indeks PEKR), dan menemukan bahwa provinsi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta memiliki keunggulan komparatif dalam membangun perekonomian koperasi tahun 2011-2015 (Sasongko, Purnamadewi, & Mulatsih, 2017).

Keunggulan komparatif koperasi di Indonesia dengan melihat variabel kontribusi  pertumbuhan ekonomi dan telah didapatkan bahwa koperasi memberikan kontribusi dalam PDB namun masih relatif rendah. Kinerja koperasi mengalami peningkatan setiap tahunnya yang mengindikasikan terjadi peningkatan kesejahteraan anggota koperasi (Agusalim, Karim, & Yaddarabullah, 2018). Oleh karena itu kami melakukan penelitian menggunakan variabel modal dan tenaga kerja koperasi untuk mengetahui seberapa besar peranan koperasi dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

 

 

2.3 Hipotesis dan Model Analisis

2.3.2  Model Analisis

Berdasarkan landasan teori yang sudah dijelaskan di atas, untuk menguji pengaruh modal dan tenaga kerja koperasi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia terdapat dua jenis variabel yang digunakan yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari 34 provinsi di Indonesia, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini yaitu adalah jumlah tenaga kerja dan modal koperasi pada 34 provinsi. Maka model dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Yit  = β0  + β1 Kit + β2 TKit + e

Di mana :

              Y                   = Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

              K                   = Jumlah Modal Koperasi di Indonesia

              TK                 = Jumlah tenaga kerja Koperasi di Indonesia

             

2.3.1  Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu yang telah diuraikan, maka hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tenaga kerja koperasi dan modal koperasi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

 

2.4  Kerangka Pikir

 

            Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel independen yaitu jumlah KOPERASI, jumlah tenaga kerja KOPERASI, nilai ekspor KOPERASI Indonesia. Kerangka konsep untuk memudahkan kegiatan penelitian yang akan dilakukan serta memperjelas alur pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:



BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, di mana tujuan dari pendekatan kuantitatif ini untuk menentukan hubungan antar variabel dalam sebuah populasi dengan bertumpu pada pengujian hipotesis. Secara umum pendekatan ini sering mengarah pada suatu permasalahan dalam bentuk hubungan kausalitas sehingga rumusan masalah dapat terjawab dalam bentuk hubungan antar variabel dalam suatu penelitian. Analisis yang digunakan adalah data panel, yang merupakan gabungan dari data time series dan cross section. Dimana tahun 2014-2015 merupakan data time series sedangkan 34 Provinsi di Indonesia adalah cross section. Dalam regresi data panel yang terdapat 3 metode yang digunakan yang terdiri dari Pooled Least Square (PLS), Fixed Effect Model (FEM), dan Random Effect Model (REM). Hasil estimasi yang diperoleh melalui regresi disertai dengan perbandingan dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

3.2 Identifikasi Variabel

Terdapat dua jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini di antaranya variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari 34 provinsi di Indonesia, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini yaitu adalah jumlah tenaga kerja dan modal koperasi pada 34 provinsi. Periode yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan pada tahun 2004-2015.

3.3 Definisi Operasional

            1. PDRB

PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi dalam suatu wilayah. Di mana data yang digunakan adalah PDRB atas dasar harga konstan tahun 2010. Data PDRB diperoleh dari BPS dengan menggunakan satuan miliar rupiah.

2. Modal

            Menurut Depkop, modal adalah sejumlah dana yang akan digunakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan atau usaha-usaha dalam koperasi. Modal koperasi ini bisa berasal dari modal sendiri maupun pinjaman anggota ataupun lembaga, maupun surat-surat hutang. Data modal diperoleh dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia dengan menggunakan satuan juta rupiah.

            3.Tenaga Kerja

Menurut Depkop, tenaga kerja adalah orang-orang berusia 15 tahun ke atas yang pada minggu sebelumnya bekerja, dimana koperasi sebagai pemberi kerja. Data tenaga kerja yang dipakai adalah data jumlah tenaga kerja yang bekerja pada Koperasi. Di mana data berasal dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia dengan satuan orang.

 

 

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan merupakan data runtut waktu (time series)  dan data cross section dari tahun 2014 hingga tahun 2015. Data-data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. Data tersebut berupa data panel dari 34 Provinsi di Indonesia (cross section) dan tahun 2010-2015 (time series). Data diolah dengan menggunakan Stata 13.

3.5. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilaksanakan melalui pengumpulan data sekunder. Pengumpulan data sekunder dilaksanakan dengan mengumpulkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia dengan mengunjungi website.

3.6 Teknik Analisis

            3.6.1 Metode Regresi Data Panel

          Teknik estimasi model penelitian yang digunakan adalah regresi data panel. Data panel merupakan gabungan antara runtut waktu (time series)  dan data silang (cross section). Dimana data panel terdiri atas satu atau lebih variabel yang akan diamati pada satu unit observasi dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan data cross section  merupakan data observasi dari beberapa unit observasi dalam satu titik waktu. Dengan tersedianya informasi diantara variabel-variabel cross section maupun time series,  secara substansial data panel dapat menurunkan masalah omitted variabel atau mengabaikan variabel yang relevan (Gujarati, 2009).  Terdapat tiga model yang dapat digunakan untuk melakukan regresi data panel. Ketiga model tersebut adalah Pooled Least Square (PLS), Fixed Effect dan Random Effect.

1.      Pooled Least Square (PLS)

        Model ini menggabungkan data cross section dan data time series, kemudian dengan menggunakan metode OLS terhadap data panel tersebut. Model ini tidak memperhatikan adanya perbedaan karakteristik dalam cross section maupun time series dalam persamaan nya dapat ditulis dalam Gujarati (2009) adalah sebagai berikut:

𝑌𝑖𝑡 = 𝛽1 + 𝛽2 + 𝛽3𝑋3𝑖𝑡 + + 𝛽𝑛𝑋𝑛𝑖𝑡 + 𝑒𝑖𝑡……………………………….(3.1)

 

2.      Fixed Effect Model (FEM)

        Model ini memiliki intercept yang mungkin berubah-ubah untuk setiap individu dan waktu, dimana setiap unit cross section bersifat tetap secara time series persamaan dari model dalam Gujarati (2009) adalah sebagai berikut:

𝑌𝑖𝑡 = 𝛼1 + 𝛼𝑛𝐷𝑛 + … + 𝛽3𝑋3𝑖𝑡 + +𝛽𝑛𝑋𝑛𝑖𝑡 + 𝜀𝑖𝑡……………………………..(3.2)

 

3.      Random Effect Model (REM)

Model ini mumpunyai kesamaan dengan model sebelumnya yaitu fixed effects, dimana dimasukan juga dimensi individu dan waktu namun pembeda model ini dari fixed effects adalah dalam mengestimasi dimasukan juga error term karena dalam mengansumsikan error term berhubungan dengan dimensi individu maupun waktu, dalam persamaannya yang ditulis dalam Gujarati (2009) adalah sebagai berikut:

𝑌𝑖𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1𝑋1𝑖𝑡 + 𝛽2𝑋2𝑖𝑡 + 𝛽3𝑋3𝑖𝑡 + +𝛽𝑛𝑋𝑛𝑖𝑡 + 𝑒𝑖𝑡…………………....(3.3)

 

            3.6.2 Metode Pemilihan Estimasi Model

            Penentuan model terbaik antara Ordinary Least Square, Fixed Effect, dan Random Effect menggunakan tiga teknik estimasi model. Tiga teknik ini digunakan dalam regresi data panel untuk memperoleh model yang tepat dalam mengestimasi regresi data panel. Tiga uji yang digunakan, pertama Chow test digunakan untuk memilih antara model Pooled Least Square atau Fixed Effect. Kedua, Hausman test digunakan untuk memilih antara model Fixed Effect atau Random effects yang terbaik dalam mengestimasi regresi data panel. Ketiga adalah Langramge Multiplier test  untuk memilih antara model Random effects dan model Pooled Least Square

1.      Chow Test

        Uji chow ini bertujuan untuk menentukan bagaimana model digunakan apakah menggunakan Ordinary Least Square atau Fixed Effects, dengan rumus F-restricted test yaitu:

𝐹=(𝑅2−𝑢𝑟𝑅2𝑟)/(𝑚)(1−𝑅2𝑢𝑟)/(𝑛𝑘)....................................................(3.4)

Dimana:

R2r       = R2 Model PLS

R2ur     = R2 Model FEM

m         = jumlah restricted variabel

n          = jumlag sampel

k          = jumlah variabel penjelas

Hipotesis F-restricted test sebagai berikut:

H0 :  Pooled Least Square

H1 : Fixed Effects Model

        Dalam menolak maupun menerima hipotesis di atas maka dilakukan perbandingan antara perhitungan F-tabel dan F-statistik, apabila F-statistik lebih besar dari F-tabel maka H0 ditolak yang berati model yang paling cocok untuk digunakan merupakan model fixed effects, dan jika Fstatistik lebih kecil maka model yang paling cocok untuk digunakan ialah model OLS.

F-statistik > F-tabel = H0 ditolak

F-statistik < F-tabel = H0 diterima

2.      Hausman Test

        Uji Hausman akan di pilih lagi manakah yang lebih cocok digunakan antara Fixed Effects dan Random Effects, uji hausman menggunaka hipotesis sebagai berikut:

H0 : Random Effects Model

H1 : Fixed Effects Model

        Dalam menolak maupun menerima hipotesis di atas uji Hausman ini mengikuti distribusi statistik Chi Square dengan degree of freedom sebanyak k, dimana k adalah jumlah variabel independen. Jika nilai statistic Hausman lebih besar dari nilai kritisnya maka H0 ditolak dan model yang tepat adalah model Fixed Effects sedangkan sebaliknya bila nilai statistic Hausman lebih kecil dari nilai kritisnya maka model yang tepat adalah model Random Effects.        

 

 

 

3.      LM Test

        Langramge Multiplier test  untuk memilih antara model Random effects dan model PLS dengan hipotesis:

H0: Pooled Least Square

H1: Random Effects Model

            3.6.3 Analisis Statistik

               1. Uji Simultan (Uji F)

Uji-F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen dengan ketentuan sebagai berikut:

H0 : β1 = ...............= βn = 0

H1 : β1 ≠ β2 ≠ ….≠ βn ≠ 0

Jika H0 diterima, maka menunjukkan bahwa di antara variabel independen dan variabel dependen tidak memiliki hubungan secara simultan. Sedangkan jika H1 diterima, maka menunjukkan bahwa diantara variabel independen dan variabel dependen memiliki hubungan secara simultan. Uji-F dilakukan dengan cara melihat nilai probabilitas (p-value). Jika p-value lebih kecil dari tingkat signifikansi alpha (α) 1%, 5%, dan 10% yang ditetapkan, maka koefisien H0 diterima. Jika p-value lebih besar daripada tingkat signifikansi alpha (α) 1%, 5%, dan 10% yang ditetapkan, maka H0 ditolak.

 

               2. Uji Parsial (Uji t)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi variabel independen secara parsial terhadap variabel dependennya. Adapun hipotesis pada Uji-t ini ialah sebagai berikut:

H0 : β1 = 0,

H1 : β1 ≠ 0,

Jika H0 diterima, maka menunjukkan tidak adanya hubungan secara parsial antara varibel independen dan dependen. Sedangkan jika H1 diterima, maka menunjukkan bahwa terdapat hubungan secara parsial antara variabel independen dan dependen. Uji-t dilakukan dengan cara melihat nilai probabilitas (p-value). Jika p-value lebih kecil dari tingkat signifikansi alpha (α) 1%, 5%, dan 10% yang ditetapkan, maka koefisien H0 diterima. Jika p-value lebih besar daripada tingkat signifikansi alpha (α) 1%, 5%, dan 10% yang ditetapkan, maka H0 ditolak.


1 comment:

MENGHASILAN RIBUAN DOLLAR DENGAN TETAP DIRUMAH SAJA (PEMBUAT DESAIN PEMULA JUGA BISA MENGHASILKAN DI FIVERR)

LINK REGISTRASI => www.fiver.com/register         Fiverr merupakan salah satu platfrom yang menyediakan jasa dengan bidang yang ...