Saturday, April 11, 2020

ANALISIS STRUCTURE, CONDUCT AND PERFORMANCE PASAR - Overview Pasar Persaingan Sempurna, Oligopoli dan Monopoli di Indonesia


Berdasarkan sensus ekonomi Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun  2016 lalu, jumlah perusahaan industri di Indonesia tercatat ada sebanyak 26,7 juta. Angka ini meningkat dibanding hasil Sensus Ekonomi 2006 yang sebanyak 22,7 juta perusahaan. Artinya, ada 3,98 juta perusahaan baru dalam 10 tahun terakhir. Perkembangan jumlah penduduk dan tumbuhnya usaha modern seperti bisnis online memberikan andil meningkatnya aktivita sekonomi di Indonesia. Bila dibedakan menurut skala usaha, 26,26 juta usaha (98,33%) berskala Usaha Mikro Kecil (UMK) dan 450.000 perusahaan berskala Usaha Menengah Besar.  Perusahaan ini umumnya bergerak di sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor sebanyak 12,3 juta atau 46,17% dari seluruh perusahaan yang ada di Indonesia.  Selain itu, banyak juga yang bergerak di bidang usaha Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum (16,72%) dan Industri Pengolahan (16,53%). 

Dari sekian banyak industri yang ada di Indonesia, sebagian besar merupakan industri, oligopoli. Industri Oligopoli yang produknya homogen seperti baja, semen dan minyak makin tinggi tingkat kepekakaan terhadap kebijakan pesaingnya  jika dibandingkan dengan yang produknya berbeda corak (differentiated product) seperti mie,air mineral dalam kemasan, mobil dan elektronik .Dalam makalah  ini untuk pasar oligopoli yang dibahas adalah industri rokok. Industri rokok. Dimana Industri rokok merupakan industri yang sangat besar di Indonesia,dengan total produksi nasional rata-rata mencapai 220 milyar batang per tahun dan nilai penjualan nasional rata-rata mencapai 40 trilyun rupiah per tahun.

Untuk pasar persaingan sempurna sendiri, dalam kenyataann sehari-hari bentuk pasar yang benar-benar bersifat persaingan sempurna sulit ditemukan, yang ada hanyalah kecenderungan mendekati ke bentuk pasar persaingan sempurna. Contoh kongkrit bentuk pasar yang paling mendekati pasar persaingan sempurna adalah pasar barang-barang atau komoditi makanan pokok, seperti pasar beras. Dalam pasar beras dapat dijelaskan hubungan antara penjual/produsen dengan pembeli/konsumen dapat dikatakan  mendekati ciri-ciri pasar persaingan sempurna sebagai berikut :

a.       Dalam pasar komoditi beras jumlah penjual dan pembeli sangat banyak.

b.      Penjual dan pembeli secara perorangan tidak akan mampu mempengaruhi harga.

c.       Komoditi beras dapat dikatakan komoditi yang relatif homogen, kalaupun ada perbedaan rasa atau mutu akan berakibat adanya perbedaan harga.

d.      Harga yang terbentuk pada pasar beras adalah hasil kekuatan tarik menarik antara penawaran beras dan permintaan beras.

Walaupun kenyataan di Indonesia masih ada campur tangan pemerintah dalam stabilisasi harga beras yaitu melalui peran Bulog (Badan Urusan Logistik) namun peran Bulog inipun sudah semakin kecil. Adanya campur tangan pemerintah dalam pengendalian harga komoditas pertanian seperti beras sebenarnya menjadikan pasar beras kurang tepat kalau disebut persaingan sempurna, lebih tepatnya hanya mendekati pasar persaingan sempurna.

Sedangakan untuk pasar monopoli di Indonesia sebagian besar merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dimana keberadaannya difungsikan sebagai penyedia barang atau jasa utama di Indonesia. Contoh industri monopoli di Indonesia antara lain yaitu  PT. PERTAMINA, perusahaan berlian, emas, gas alam, Microsoft windows, Perusahaan listrik Negara (PLN), Perusahaan kerata api (PT.KAI), Perusahaan Air Minum (PDAM), dan Telkom. Pada makalah ini yang dibahas adalah mengenai perilaku dan struktur dari PT. PERTAMINA, industri usaha di bidang penyelenggaraan usaha energi, yaitu minyak dan gas bumi, energi baru dan terbarukan, serta kegiatan lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang energi, yaitu minyak dan gas bumi, energi baru dan terbarukan tersebut serta pengembangan optimalisasi sumber daya yang dimiliki Perusahaan.

Analisis SCP Pasar Persaingan Sempurna, Oligopoli dan Monopoli di Indonesia

1.      Pasar Persaingan Sempurna

Contoh kongkrit bentuk pasar yang paling mendekati pasar persaingan sempurna adalah pasar barang-barang atau  komoditi makanan  pokok, seperti pasar atau  industri beras. Pasar persaingan sempurna sendiri  merupakan  suatu struktur pasar atau industri dimana terdapat banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual ataupun pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan di pasar. Berdasarkan defenisi pasar persaingan sempurna tersebut, dapat dikatakan bahwa pasar beras termasuk dalam struktur pasar persaingan sempurna karena beras merupakan suatu industri dimana terdapat banyak penjual dan pembeli. Hal inu dikarenakan kebutuhan akan   beras   tidak   dapat   dihindari,   beras merupakan kebutuhan pokok. Oleh karena itu, dalam   prakteknya   produsen   dan   konsumen beras begitu banyak. Hal itu dapat dilihat pada gambar disamping yang merupakan salah satu contoh suasana pasar tradisional. Selain itu setiap beras yang dihasilkan setiap perusahaan  serupa, sama, dan identik sehingga  sangat sulit untuk  dibedakan.  Hal ini dapat mengidentifikasikan bahwa industri beras merupakan pasar persaingan yang mendekati sempurna.

Sebagai akibat dari efek homogenitas ini, maka tidak bijaksana jika perusahaan beras mengharapkan iklan atau promosi dapat membantu perusahaan dalam memperoleh keuntungan semaksimalnya.  Hal ini dikarenakan konsumen mengetahui bahwa beras hasil produksi setiap perusahaan adalah sama, serupa, dan sangat sulit untuk dibedakan. Ouput perusahaan beras relatif kecil, artinya bila ouput satu perusahaan beras dibandingkan dengan keseluruhan ouput perusahaan beras yang ada sangat kecil. Ouput perusahaan A tidak dapat mempengaruhi  harga beras di pasar karena pengaruh dari ouput perusahaan A ini tidak akan berdampak pada ouput beras secara keseluruhan.   Begitu pula jika ouput perusahaan beras B mengalami penurunan, harga beras di pasar tidak akan naik, karena belum tentu ouput perusahaan beras yang lain mengalami penurunan.

Perilaku industri beras selanutnya, yaitu perusahaan sebagai penerima harga (price taker). Ciri yang satu ini sangat sesuai bagi produk beras karena perusahaan beras tidak bertindak sebagai penentu dari harga beras itu sendiri, melainkan sebagai penerima harga yang telah ditentukan pasar. Hal yang melatarbelakangi produsen bertindak sebagai penerima harga, yaitu ouput perusahaan relatif kecil jika dibandingkan dengan pasar. Harga beras itu sendiri dipengaruhi akan penawaran dan permintaan itu sendiri. Akan tetapi, penawaran beras satu perusahaan tidak dapat mempengaruhi harga beras di pasar seperti yang telah dijelaskan. Harga beras ditentukan oleh pasar sehingga produsen bertindak sebagai pengambil harga.   Jadi,   untuk   dapat   memeroleh   keuntungan   maksimal   produsen   beras   harus   dapat menyesuaikan ouput perusahaannya.

Pada dasarnya, pada pasar persaingan sempurna ini, harga produk tidak ditentukan oleh pemerintah ataupun satu produsen, melainkan berdasarkan permintaan dan penawaran pada pasar. Akan tetapi, beras merupakan bahan pokok dan berpengaruh terhadap kehidupan. Oleh karena itu, walaupun termasuk dalam pasar persaingan sempurna, harga beras tetap ada campur tangan dari pemerintah melalui BULOG, yaitu dalam menentukan harga tertinggi dan terendah. Tujuannya untuk melindungi konsumen dan produsen agar sama-sama tidak dirugikan. Untuk mencegah produsen rugi, maka pemerintah menetapkan harga minimum penjualan (floor price), hal ini berarti harga beras tidak dapat berada di bawah batas wajar. Begitu pula, untuk mencegah konsumen merasa dirugikan, maka ditetapkan harga maksimum beras (ceiling price), hal ini berarti produsen tidak dapat menjual harga beras di atas batas maksimum.

Produsen beras bebas keluar-masuk, artinya setiap perusahaan yang memproduksi beras bebas untuk memproduksi beras ataupun berhenti memproduksinya. Setiap perusahaan beras memiliki hak untuk  terus  memproduksi  beras,  hak  untuk  meningkatkan  produksi  beras,  ataupun  hak  untuk berhenti   memproduksi   beras. Hal utama yang mendasari setiap perusahaan beras memiliki hak untuk keluar masuk pasar, yaitu mobilitas yang mencakup tenaga kerja dan geografis tidak terbatas dan tidak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk memindahkan faktor produksi. Maksud faktor produksi di sini adalah tenaga kerja. Tenaga kerja mudah untuk dipindahkan dari pekerjaan A ke pekerjaan B.

Beras sebagai pasar persaingan sempurna memiliki kelemahan dan keuntungan. Keuntungan beras sebagai pasar persaingan sempurna, yaitu memberikan tingkat kemakmuran dan kenikmatan (utilitas hidup) yang maksimal. Utilitas hidup yang maksimal tersebut dapat dicapai karena harga jual beras merupakan yang termurah, jumlah ouput beras paling banyak sehingga rasio ouput per penduduk maksimal, dan masyarakat merasa nyaman dan aman dalam mengonsumsi beras karena beras merupakan produk homogen. Selain itu, masyarakat juga tidak akan merasa ditipu oleh produsen mengenai harga beras karena konsumen memiliki pengetahuan yang sempurna mengenai harga beras tersebut. Beras sebagai pasar persaingan sempurna tidak hanya memiliki keuntungan, tetapi juga memiliki kelemahan. Kelemahan pertama, yaitu dalam pengembangan teknologi. Beras memiliki model pasar persaingan sempurna sehingga keseimbangan dalam jangka panjang akan tercapai dan perusahaan akan mendapatkan laba normal. Masalahnya laba normal yang didapatkan perusahaan tidak   akan   cukup   untuk   membiayai   perusahaan   dalam     melakukan   kegiatan   riset   atau pengembangan. Padahal kegiatan riset dan pengembangan sangat dibutuhkan bagi perusahaan untuk mendapatkan teknologi produksi yang meningkatkan efisiensi produksi.

2.      Pasar Oligopoli

Industri rokok merupakan industri yang sangat besar di Indonesia,dengan total produksi nasional rata-rata mencapai 220 milyar batang per tahun dan nilai penjualan nasional rata-rata mencapai 40 trilyun rupiah per tahun. Untuk penerimaan pajak pemerintah dari cukai rokok pada tahun 2003 mencapai nilai 25 trilyun rupiah dan meningkat setiap tahunnya sebesar 15 persen. Dengan demikian pada tahun 2004, pemerintah menargetkan industri rokok dapat memproduksi rokok hingga 200 milyar batang sehingga diharapkan dapat memenuhi target penerimaan cukai sebesar  27,6 trilyun rupiah (Hidayat,2004). Dimana hingga Mei 2017, perokok di Indonesia mencapai jumlah 75 juta jiwa atau sepertiga dari jumlah penduduk Indonesia. Angka ini menjadikan Indonesia berada di peringkat ketiga terbesar di dunia setelah China dan India dalam hal konsumsi rokok.

Pangsa rokok di Indonesia sendiri didominasi oleh tiga perusahaan besar, yaitu HM Sampoerna, Gudang Garam dan Djarum.

 GAMBAR PANGSA PASAR BERDASARKAN PEMAIN UTAMA

Sumber : mandiri sekuritas volume 5 (2017)

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa dari tahun 2011 hingga tahun 2015 pangsa pasar untuk rokok di Indonesia didominasi oleh HM Sampoerna diperingkat pertama, kemudian disusul dengan Gudang Garam dan Djarum. Dengan adanya dominasi dari tiga perusahaan besar ini, dengan total dominasi lebih dari 75% sisanya perushaan lain, maka dapat dikatakan bahwa pasar untuk industri rokok di Indonesia termasuk dalam pasar oligopoli, dimana tiga industri besar itu tadi memilik keleluasaan untuk menentukan harga bahan baku rokok, yaitu daun tembakau.

Seperti yang diketahui bahwa industri rokok di Indonesia termasuk dalam struktur pasar oligopoli, dimana terdapat 51 perusahaan yang bersaing namun hanya tiga perusahaan yang menguasai pasar dengan dominasi 77% untuk tahun 2015.. Untuk bisa unggul dalam pasar tentunya setiap pelaku industri memiliki strategi-strategi yang diterapkan, inilah yang disebut dengan perilaku pasar.

Menurut Kuncoro (2007), perilaku pasar adalah pola tanggapan yang dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuannya dalam lingkup persaingan industri. Aksi reaksi antar satu perusahaan dengan perusahaan lainnya diterapkan dalam bentuk penetapan harga jual dan promosi produk.

Dari gambar bagan sebelumnya, dapat dilihat dari tahun 2011 hingga tahun 2015 Hm Sampoerna menguasai pasar lebih dari 30%. Dimana dari tahun 2011 ke 2012 terjadi peningkatan sebesar 3% yang menyebabkan pangsa pasar dari perusahaan lainnya turun, kecuali Gudang Garam. Hal utama yang menyebabkan peningkatan pada pangsa pasar Hm Sampoerna adalah dijualnya sebagian besar saham pada tahun 2005 kepada Philip Morris International. Berada pada naungan Phillip Morris ini, penjualan rokok HM Sampoerna semakin meningkat. Mengingat stuktur pasar industri rokok adalah oligopoli, dimana persaingan sangat ketat, membuat masing-masing pelaku industri tersebut berusaha mendiversifikasi produknya dengan menciptakan merk-merk unggulan di masing-masing segmen konsumen. Salah satunya adalah produksi rokok sigaret kretek mesin (SKM) atau yang lebih dikenal dengan rokok mild.

Sumber : mandiri sekuritas volume 5 (2017)

Seperti yang terpapar pada gambar diatas, rokok Sigaret Kretek Mesin (SKM) masih mendominasi pasar rokok nasional, dengan angka melebihi 70%. Hal ini disebabkan oleh terjadinya pergeseran pola konsumsi rokok dari Sigaret Kretek Tangan (SKT) ke SKM beberapa tahun terakhir meningkatkan porsi SKM hingga 75%, terutama di segmen Low Tar Low Nicotine (LTLN). Di antara pemain besar rokok, Sampoerna dan Djarum memiliki komposisi SKT yang relatif lebih besar dalam bauran produknya (sekitar 20%) dibandingkan pemain lainnya. Maka tidak salah jika Masing-masing perusahaan rokok bersaing untuk menguasai pasar rokok mild.

 

2012

2013

Merk

Top Brand Index

Merk

Top Brand Index

Sampoerna Mild

49,2 %

Sampoerna Mild

59,4%

Class Mild

10,3%

Class Mild

12,0%

Star Mild

8,4%

U Mild

7,9%

U Mild

7,5%

Star Mild

6,6%

Other

10,4%

LA Light

5,8%

Sumber : topbrand-award.com

Menurut data tabel diatas, penjualan rokok mild milik Sampoerna, tumbuh tertinggi di tahun 2012 dan 2013 dibanding segmen rokok lainnya, seperti Star Mild, U mild, LA mild dan lain-lain. Anggapan rokok rendah tar serta nikotin lebih aman bagi kesehatan membuat A Mild, yang memiliki tar rendah dibanding rokok mild lain, bisa tetap bertahan hingga saat ini dan menjadi market leader bagi rokok Mild secara keseluruhan

Persaingan yang ketat juga terlihat pada harga, masing-masing pemain berusaha menerapkan strategi pricing yang sangat kompetitif dengan pesaingnya untuk mempertahankan pangsa pasarnya. Tiga pelaku industri yang menguasai pasar juga memiliki stategi harga yang dapat meningkatkan penjualan. HM Sampoerna misalnya, dalam strategi harga yang diambil Sampoerna berkomitmen penuh untuk memproduksi sigaret berkualitas tinggi dengan harga yang sewajarnya bagi konsumen dewasa. Jadi memang dari segi harga dapat dikatakan bahwa rokok Sampoerna sediki lebih mahal, karena memang tujuan pasarnya adalah konsumen dewasa yang sejatinya sudah berpendapatan sendiri.

Dalam penetapan harga Gudang Garam menyesuaikan dengan biaya produksi, selain itu juga menyesuaikan dengan harga produk pesaing. Perusahaan dituntut untuk menetapkan harga yang terjangkau dengan kualitas produk yang baik karena pada saat ini banyak perusahaan yang mengeluarkan produk dengan kualitas dan produk yang sama, seperti perusahaan  penamas dan lainnya. Akan tetapi harga yang ditawarkan oleh Gudang Garam dapat dijangkau oleh seluruh lapisan konsumen. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya konsumen yang mengkonsumsi rokok gudang garam internasional dengan alasan karena harganya murah. Karena dalam melakukan pembelian konsumen juga menyesuaikan dengan pendapatannya. Kebijakan penetapan harga yang ditetapkan oleh PT Gudang Garam yang terbagi dalam beberapa level yaitu agen, sub agen, outlet untuk menjual hasil produksi perusahaan sebanyak mungkin sehingga target penjualan dapat terpenuhi.

Sedangkan PT Djarum dalam strategi harga menggunakan premium strategi, PT Djarum memiliki keunggulan dalam strategi harga jika dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Djarum meluncurkan rokok mild yang memiliki segmen premium untuk kalangan muda dan memiliki harga yang terjangkau dibanding dari produk pertama yang diluncurkan yaitu produk Djarum Super.

Berdasarkan strategi-strategi dari tiga pelaku yang mendominasi pasar diatas, maka dapat dilihat harga-harga yang berlaku dipasar sebagaimana terlihat pada gambar berikut :

Sumber : http://www.warung.my.id/2015/07/katalog-harga-rokok-juli-2015.html

Dengan harga yang sangat beragam tersebut, membuat persaingan semakin ketat. Maka tidak salah jika perusahaan rokok lainnya tidak mampu menyaingi 3 perusahaan besar itu tadi, bila tidak memiliki strategi yang tepat.

                 Dalam persaingan yang ketat, salah satu strategi yang dapat menarik konsumen lainnya dalah memalui promosi, baik 3 perusahaan utama tadi maupun perusahaan-perusahaan lainnya. Berikut strategi dari tiga pelaku utama pasar rokok :

 

Ø  PT Gudang Garam

Dalam penerapan strategi promosi, perusahaan menggunakan dua kegiatan promosi melalui media periklanan, penyebaran pamflet, brosur, dan stiker. Kegiatan promosi yang kedua melalui personal selling untuk memperkenalkan produk rokok Gudang Garam secara langsung kepada konsumen. Dengan personal selling maka akan lebih dekat dengan konsumen dan mengetahui kebutuhan serta keinginan dari konsumen. Penggunaan kedua kegiatan promosi dalam hal ini disebabkan karena kegiatan tersebut dapat meminimalisasi biaya dan produk yang dipromsikan dapat tepat sasaran. Selain itu perusahaan lebih dapat mengontrol kebutuhan konsumen. Sehingga perusahaan dalam mencapai tujuan untuk meningkat penjualanya dapat tercapai. Selain itu, alternatif promosi lainya adalah dengan memeberikan beasiswa sebagai strategi promosi.

Ø  PT HM Sampoerna

Pada dasarnya  strategi yang digunakan oleh PT sampoerna hampir sama dengan dua pelaku utama lainnya seperti melalui pengiklanan dan sebagainya. Secara tidak langsung Sampoerna melakukan promosi melalui sumbangan, dimana perusahaan ini fokus dalam kegiatan pengentasan kemiskinan, pendidikan, pelestarian lingkungan, penanggulangan bencana dan kegiatan sosial karyawan.

Ø  PT Djarum

Khusus untuk peluncuran produk PT Djarum pernah membuat program promosi modern dengan menggunakan  balon mini zeppelinyang berputar-putar disekitar wilayah Jakarta selama 3 minggu. Program tersebut juga diiringi dengan iklan televisi yang menampilkan visual yang luar biasa.

Berdasarkan perilaku pasar tersebutlah yang membuat tiga perusahaan, HM Sampoerna; Gudang Garam dan Djarum, tersebut dapat menguasai pasar secara dominan. Dimana presentasi dominasi dari tahun ke tahun tiga perusahaan tersebut semakin meningkat, kalaupun menurun tidaklah terlalu drastis.

Untuk Kinerja dari Industri rokok dapat dilihat dari berbagai hal yaitu pola keuntungan, Efisiensi alokasi , kualitas barang dan jasa Keseimbangan distribusi.

·         Profitabilitas

Keuntungan industri rokok kretek diperoleh dari jumlah pendapatan dikurangi dengan jumlah biaya (Ï€ = TR – TC). Untuk periode tahun 2013, jumlah pendapatan yang didapat dari total output sebesar Rp 162.784.691.710.000 dan jumlah biaya yang didapat dari total upah pekerja sebesar Rp 1.534.862.669.000. Hasil keuntungannya adalah sebesar Rp 161.249.829.041.000 (2013).

·         Kualitas barang dan jasa

Kualitas produk rokok ditentukan dari kualitas tembakau dan cengkeh yang digunakan. Cara yang dapat dilakukan untuk menjamin kualitas adalah melakukan strategi yang mampu menjaga kestabilan proses untuk meminimalkan produk cacat. Pengendalian kualitas adalah aktivitas keteknikan dan manajemen dimana aktivitas tersebut dapat diukur dari spesifikasi kualitas produk yang ada, membandingkannya dengan spesifikasi atau persyaratan, dan mengambil tindakan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dan yang standar.

·         Produktivitas dan efisiensi alokasi

Hasil perhitungan produktivitas industri rokok didapat dari total output dibagi dengan total upah tenaga kerja yaitu sebesar 106,058 ribu rupiah/tenaga kerja dan efisiensi produk rokok kretek didapat dari total nilai tambah dibagi dengan total input yaitu sebesar 197,69%.

 

3.      Pasar Monopoli

Pasar monopoli di Indonesia sebagian besar merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dimana keberadaannya difungsikan sebagai penyedia barang atau jasa utama di Indonesia. Salah satu contoh industri monopoli di Indonesia antara lain yaitu  PT. PERTAMINA, yaitu industri usaha di bidang penyelenggaraan usaha energi, yaitu minyak dan gas bumi, energi baru dan terbarukan, serta kegiatan lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang energi, yaitu minyak dan gas bumi, energi baru dan terbarukan tersebut serta pengembangan optimalisasi sumber daya yang dimiliki Perusahaan.

Struktur pasar dari PT. Pertamina sendiri sudah jelas, yaitu monopoli murni. Monopoli sendiri diartikan sebagai bentuk organisasi pasar di mana di dalam pasar hanya terdapat satu penjual yang menjual komoditi yang tidak mempunyai subsitusi sempurna. Ciri penting lainnya dari pasar monopoli adalah tidak ada barang subsitusi untuk barang tersebut dan adanya hambatan yang kuat bagi perusahaan lain untuk masuk pasar.  Hingga saat ini, PT. PERTAMINA masih merupakan satu-satunya perusahaan minyak sekaligus pendistribusinya. Ini berarti market share atau pangsa pasarnya 100% diduduki oleh PT. PERTAMINA.

Menurut Kuncoro (2007), perilaku pasar adalah pola tanggapan yang dilakukanperusahaan untuk mencapai tujuannya dalam lingkup persaingan industri. Dimana conduct yang diterapkan dalam bentuk penetapan harga jual dan strategi-strategi lain. Dalam penetapan harga, PT. PERTAMINA memiliki kekuatan penuh untuk mengatur harga. Namun karena merupakan BUMN, maka penetapan harga dari produk PERTAMINA harus berdasarkan keputusan pemerintah juga.

Pelaksanaan Startegi Perusahaan

Penerapan strategi-strategi ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan dari PT. PERTAMINA yaitu untuk mengingkatkan konstribusinya terhadap penerimaan bagi Indonesia.

*      Strategi Penguasaan Blok Dengan Anak Perusahaan.

Pengalaman Pertamina di sektor hulu memang lebih dikenal sebagai penggarap ladang-ladang migas di daratan alias onshore. Maka Pertamina melakukan terobosan masuk ke offshore, baik shallow maupun deep water. Pertamina menggandeng perusahaan yang sudah kampiun di bidang ini seperti Star Oil, Petrobras, dan Shell untuk beberapa ladang offshore Indonesia.

Proses akuisisi atau pembelian blok-blok yang menarik antara lain melalui pembelian atau penyertaan modal atau Participating Interest (PI) ke dalam PSC-PSC yang prospektif dan strategis. Upaya lainnya adalah mengambil alih sebagian atau seluruh PI pada PSC yang akan terminasi. Seperti misalnya Blok West Madura yang terminasi pada tahun 2011. Kemudian Blok Mahakam di Selat Makassar yang juga terminasi tahun 2017 ini. Selain itu, Pertamina juga merambahi ladang-ladang minyak di sejumlah negara. tahun 2006 ke Libya, lalu ke Sudan (2007), Qatar (2009), dan Australia (2009). , Pertamina semakin semangat mengakuisi blok-blok migas yang potensial dari pengelola sebelumnya. Juga membeli Participating Interest (PI) atas blok-blok yang masih ekonomis.

*      Strategi Beasiswa Berkelanjutan

Dengan program beasiswa berkelanjutan dari PERTAMINA bagi masyarakat Indonesia (Pelajar dan Mahasiswa) akan mendorong perusahaan dipercaya oleh masyarakat, dengan adanya masyarakat yang merasakan manfaat adanya program ini maka secara tidak langsung masyarakatpun akan selalu berharap perusahaan tetap bertahan dan terus ada. Pertamina memberikan beasiswa kepada lebih dari 2200 siswa kurang mampu dari tingkat SD sampai dengan SLTA dan lebih dari 100 mahasiswa Perguruan Tinggi. Selain pendidikan formal, Pertamina juga memberikan bantuan pendidikan ketrampilan kepada lebih dari 2000 orang anak- anak putus sekolah dan turut mendukung program Education for All (EFA) untuk pendidikan kepada tuna netra.

*      Strategi PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)

Sesuai SK Menteri Keuangan RI No. 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994, BUMN termasuk PERTAMINA diwajibkan melakukan pembinaan terhadap usaha kecil dan Koperasi dalam rangka mendukung Pemerintah.

*      Pengembangan SDM

Difokuskan kepada penciptaan pekerja yang profisien, profesional, berkomitmen, berdedikasi dan berorientasi bisnis dengan lebih meningkatkan kapabilitas/ capacity building. SDM-nya dididik dan di-training sehingga mereka memberikan nilai tambah yang maksimal untuk pemegang saham dan perusahaan.

*      Good Corporate Governance

Melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan dan mengembangkan budaya perusahaan.

Kinerja Pertamina, sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara terkemuka di Indonesia, terbukti dari konstribusinya dalam  memberikan keuntungan bagi negara, baik melalui laba bersih perusahaan, setoran pajak maupun aktivitas corporate social responsibility yang dilakukannya. Sebagai contoh pada 2006, setoran Pertamina kepada negara mencapai Rp 131,11 triliun, tediri dari sumbangan PNBP sebesar Rp 92,22 triliun, pajak Rp26,97 triliun dan deviden Rp 11,92 triliun.  Dan pada 2016  total konstribusinya mencapai US$ 940,95 miliar atau sekitar Rp 122,33 triliun. Sehingga dari gambaran tersebut, Pertamina tak perlu diragukan lagi kinerja finansialnya.

No comments:

Post a Comment

MENGHASILAN RIBUAN DOLLAR DENGAN TETAP DIRUMAH SAJA (PEMBUAT DESAIN PEMULA JUGA BISA MENGHASILKAN DI FIVERR)

LINK REGISTRASI => www.fiver.com/register         Fiverr merupakan salah satu platfrom yang menyediakan jasa dengan bidang yang ...